Air Mata untuk Alam: PPND Distrik III Humbang Gelar Doa Bersama, Serukan Perlawanan terhadap Perusakan Lingkungan

banner 468x60

Dolok Sanggul, Suasana haru menyelimuti Sopo Godang HKBP Pargodungan, Dolok Sanggul, saat sekitar 2.000 orang dari berbagai kalangan berkumpul dalam acara Paskah Doa Bersama Merawat Alam pada 25 April 2025. Dalam kegiatan ini, mereka menyuarakan kegelisahan atas luka-luka yang ditorehkan oleh tangan-tangan rakus yang merusak tanah Humbang Hasundutan.

Acara dimulai dengan penanaman pohon, doa bersama, pembagian bibit pohon, penandatanganan nota kesepahaman, dan pawai obor — sebagai bentuk nyata perlawanan terhadap kerusakan lingkungan.

Lebih dari sekadar seremoni, doa bersama ini menjadi jeritan hati masyarakat yang menyaksikan hutan-hutan mereka digunduli, sungai-sungai tercemar, dan tanah-tanah yang kian rapuh. Bencana longsor dan banjir yang makin sering terjadi menjadi bukti betapa alam telah lama disakiti.

Sisa potongan kayu di Aek Sibulbulon Huta Sionomhudon Kecamatan Parlilitan Saat Penulis melakukan kunjungan lapangan pada awal April 2025

“Perusakan lingkungan bukan hanya merobek wajah tanah ini, tapi juga menghancurkan harapan anak bangsa untuk hidup lebih baik,” tegas Eben Ejer Lumban Gaol, Sekretaris Persatuan Pemuda/i Naposo Distrik (PPND) III Humbang Hasundutan, saat diwawancara i.

Baca Juga :  Polsek Pangkalan Kerinci Gelar Program "Jumat Curhat" di Desa Mekarjaya 

Eben menegaskan, keprihatinan terhadap kerusakan lingkungan menjadi alasan utama digelarnya kegiatan ini, yang sekaligus menyerukan penolakan terhadap narkoba, judi, dan perdagangan manusia.

Dalam suasana penuh keheningan dan air mata, PPND mengajak seluruh masyarakat untuk:

  • Bangkit melawan segala bentuk perusakan lingkungan, khususnya pembalakan liar dan perambahan hutan;
  • Menolak kejahatan sosial seperti narkoba, judi, dan perdagangan manusia yang merusak sendi-sendi kehidupan bermasyarakat.

“Bumi ini sudah menjerit. Alam ini sudah menangis. Jika kita tetap diam, kita akan tumbuh di atas puing-puing kehancuran,” lanjut Eben dengan penuh keprihatinan.

Alat berat ini digunakan untuk membuka akses. Dok April 2025.

Kegiatan ini melibatkan masyarakat umum, tokoh agama, pemerintah daerah, aparat penegak hukum, serta pemuda-pemudi yang satu suara berikrar menjaga dan merawat alam Humbang Hasundutan.

PPND menegaskan bahwa perjuangan ini tidak berhenti pada acara seremonial semata. Mereka berkomitmen melanjutkannya melalui aksi nyata, seperti edukasi lingkungan, ajang “Preses Cup” untuk pemuda, dan gerakan penyadaran kolektif di seluruh lapisan masyarakat.

Baca Juga :  Polsek Pangkalan Kerinci Gelar Patroli KRYD untuk Mencegah C3

“Hari ini kami berdoa, esok kami berjuang. Demi Humbang Hasundutan yang hijau, aman, dan penuh harapan,” tutup Eben.

Samuel Purba, Ketua PH AMAN Humbang Hasundutan, mengapresiasi tingginya partisipasi Masyarakat Adat dalam kegiatan ini. Menurutnya, tema lingkungan sangat relevan dengan perjuangan Masyarakat Adat yang memiliki hubungan erat dengan hutan dan alam sebagai sumber kehidupan.

Samuel berharap generasi muda terus melakukan aksi-aksi kreatif untuk menjaga dan melestarikan lingkungan di Humbang Hasundutan. Ia juga mendesak pemerintah baru untuk segera mengambil langkah konkret dalam mengatasi persoalan lingkungan.

Sisa potongan kayu di Hutan Sikirang Desa Sihastoruan Kecamatan Tarabintang. Dok, April 2025

“Pemerintahan baru sudah berjalan beberapa bulan, tetapi hingga kini belum menunjukkan sikap nyata untuk menghentikan penghancuran alam di Humbang Hasundutan,” ungkap Samuel.

Selain itu, Samuel mendorong gereja-gereja untuk berkontribusi lebih jauh, salah satunya dengan mewajibkan setiap jemaat menanam minimal satu pohon sebagai wujud nyata kepedulian terhadap lingkungan.

Baca Juga :  Pererat Silaturahmi dan Jaga Kamtibmas, Polsek Ukui Sambangi Warga

Senada dengan itu, Josua Sihite dari KSPPM juga mengapresiasi langkah HKBP Distrik III Humbang yang aktif menyuarakan isu-isu sosial dan lingkungan. Menurutnya, kegiatan Paskah dan doa bersama ini menjadi momentum penting untuk membangkitkan kesadaran masyarakat atas kondisi kritis lingkungan di Humbang Hasundutan. Seruan pastoral gereja menjadi langkah maju dalam mengajak warga untuk terlibat dalam pelestarian lingkungan di Humbahas,” ujarnya.

Josua berharap kegiatan edukasi dan himbauan semacam ini terus berlanjut sebagai bagian dari upaya menciptakan tabib Batak — tatanan kehidupan Batak — yang berkelanjutan.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Pareses HKBP Distrik III Humbang, Bupati Humbang Hasundutan, Ketua DPRD, sejumlah anggota DPRD, Kapolres, Kejari, dan Dandim 0210 Humbang Hasundutan.

Penulis Mencoba Meminta Pandangan Dari Bupati via Whatsapp.

Hingga berita ini diterbitkan, penulis belum mendapatkan keterangan langsung dari Bupati Humbang Hasundutan mengenai persoalan lingkungan yang disoroti, meskipun telah berulang kali mencoba menghubungi melalui WhatsApp.

Pos terkait