TAPUT – Wakil Bupati Tapanuli Utara Dr. Deni Lumbantoruan, M.Eng, secara resmi membuka kegiatan Pelatihan Berdasarkan Unit Kompetensi Kejuruan Processing/Pembuatan Roti dan Kue yang dilaksanakan oleh Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tapanuli Utara di UPTD Balai Latihan Kerja (BLK) Silangkitang, Kamis (12/06/2025).
Turut hadir dalam acara pembukaan ini Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tapanuli Utara Joshua Hutabarat, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Gibson Siregar, Kepala UPTD BLK Silangkitang, para instruktur, serta seluruh peserta pelatihan.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara terus mendorong masyarakat untuk aktif meningkatkan kompetensinya melalui pelatihan-pelatihan vokasional. “Pelatihan ini diharapkan mampu menumbuhkan jiwa wirausaha serta menciptakan tenaga kerja yang berkualitas, handal, dan profesional,” tegasnya.
Beliau juga berpesan kepada para peserta agar mengikuti pelatihan dengan sungguh-sungguh, sehingga ilmu dan keterampilan yang diperoleh dapat langsung diterapkan dalam dunia kerja maupun untuk membuka usaha mandiri. “Setelah pelatihan ini, saya berharap akan bermunculan usaha-usaha menjahit dan usaha pembuatan kue di lingkungan masing-masing. Tidak cukup hanya dengan sertifikat, kalian juga harus punya perencanaan bisnis yang baik dan produk yang unik agar bisa bersaing,” ujarnya.
Pelatihan yang dimulai sejak 11 Juni hingga 3 Juli 2025 ini terdiri atas dua bidang kejuruan, yakni Kejuruan Menjahit dan Kejuruan Processing/Pembuatan Roti dan Kue, masing-masing diikuti oleh 16 peserta. Pelatihan berlangsung selama 18 hari, dari Senin hingga Sabtu, pukul 08.00–16.00 WIB di BLK Silangkitang, Kecamatan Sipoholon.
Peserta akan memperoleh sertifikat pelatihan setelah dinyatakan lulus. Selama pelatihan, peserta tidak menginap dan diberikan uang saku sebagai pengganti biaya transportasi dan konsumsi harian.
Melalui kegiatan ini, diharapkan peningkatan kapasitas sumber daya manusia di Kabupaten Tapanuli Utara dapat terwujud, sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal yang inklusif dan berkelanjutan.(Abednego Manalu)