Sihaporas, 17 Agustus 2024– Masyarakat adat Lamtoras Sihaporas memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-79 dengan menggelar upacara bendera di wilayah adat mereka di Kecamatan Pamatang Sidamanik, Kabupaten Simalungun. Upacara yang diadakan pada Sabtu, 17 Agustus 2024 ini dimulai dengan penghormatan bendera dan diiringi dengan nyanyian lagu kebangsaan “Indonesia Raya.”
Mangittua Ambarita, yang bertindak sebagai pembina upacara, dalam pidatonya menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan salah satu cara masyarakat adat Sihaporas untuk mengenang jasa para leluhur yang telah berjuang memerdekakan Indonesia dari penjajahan Belanda. “Oppung-oppung kita dulu ikut mengusir penjajah. Untuk itu, jasa-jasa para pendahulu kita penting untuk kita kenang,” ujarnya.
Namun, Mangittua juga menyoroti bahwa meskipun Indonesia telah merdeka selama 79 tahun, masyarakat Lamtoras Sihaporas masih belum sepenuhnya merasakan dampak dari kemerdekaan tersebut. Ia menceritakan pengalamannya pada tahun 2004-2005, ketika ia menjadi korban kriminalisasi saat mempertahankan tanah adatnya dan divonis penjara selama satu tahun karena dianggap menduduki kawasan hutan. “Para pendahulu kita di Sihaporas ikut terlibat dalam perjuangan kemerdekaan dengan harapan penjajahan yang kita alami dapat dihapuskan, tetapi hingga saat ini kita masih dijajah,” tambahnya.
Mangittua juga mengungkapkan bahwa pada tahun 2019, dua anggota masyarakat Sihaporas, Thomson dan Jonny Ambarita, ditahan karena mempertahankan tanah adat mereka. Pada 22 Juli 2024, pukul 03.00 dini hari, Thomson Ambarita, Jonny Ambarita, Gio Ambarita, Dosmar Ambarita, dan Frando Tamba kembali mengalami tindak kekerasan saat mereka diculik oleh personel Polres Simalungun. “Mereka dipukuli, disiksa, ditendang, dan diancam. Meski satu dari mereka telah dipulangkan, empat lainnya masih ditahan hingga kini,” kata Mangittua, yang menambahkan bahwa pihaknya tengah mengajukan praperadilan di Pengadilan Negeri Simalungun, meskipun ia pesimis akan hasilnya.

Upacara tersebut juga diwarnai dengan momen haru saat peserta menyanyikan lagu “Indonesia Raya.” Beberapa peserta terlihat meneteskan air mata. Putri Ambarita, salah satu peserta, mengungkapkan bahwa ia merinding saat menyanyikan lagu tersebut, teringat kepada saudara-saudaranya yang diculik dan masih ditahan hingga kini.
Upacara ini menjadi simbol perjuangan masyarakat adat Sihaporas dalam mempertahankan hak-hak mereka, meskipun kemerdekaan secara formal telah dicapai sejak 79 tahun yang lalu.