Masyarakat Adat Dolok Parmonangan Datangi Kantor Desa dan Camat, Tuntut Perlindungan Pasca Bentrok dengan PT TPL.

banner 468x60

Dolok Parmonangan – Pasca bentrokan dengan karyawan PT Toba Pulp Lestari (TPL), Masyarakat Adat Dolok Parmonangan hari ini Selasa (11/02/2025) beramai-ramai mendatangi Kantor Desa Pondok Buluh dan Kantor Camat Panribuan. Mereka melaporkan insiden tersebut serta meminta perlindungan dan keterlibatan pemerintah dalam menyelesaikan konflik yang terus berulang.

Op Jeges Siallagan, perwakilan masyarakat, menyampaikan bahwa mereka telah menghadapi gangguan dari pihak perusahaan selama hampir dua bulan. “Setiap hari kami diganggu di tanah kami sendiri. Awal Desember lalu, umbul air kami dirusak oleh PT TPL menggunakan alat berat dengan menebang pohon di sekitar sumber air minum kami. Saat kami hendak mengecek kondisi sumber air, security PT TPL menghadang dan melarang kami masuk. Ketika kami memaksa masuk, kami dipukuli dan dilempari batu hingga banyak di antara kami mengalami luka di kepala,” ujarnya.

Baca Juga :  Guru SD Negeri 078481 Uluna’ai Hiligo’o Laowo Hilimbaruzo di Periksa Tim dari Inspektorat, BKPSDM dan Dinas Pendidikan Kabupaten Nias

Ia menambahkan bahwa laporan atas kejadian tersebut telah disampaikan ke Polsek Tiga Dolok, yang kemudian dilimpahkan ke Polres Simalungun. Namun, hingga kini aparat penegak hukum belum menunjukkan respons. “Setelah kejadian itu, setiap hari kami terus diganggu oleh pihak perusahaan. Tanaman kami dirusak,” katanya sambil menyerahkan barang bukti berupa tanama cabai, kopi, padi, dan jagung yang telah dirusak oleh PT TPL. “Hingga saat ini, kami masih menghadapi intimidasi ketika ingin berladang. Video kejadian ini juga telah beredar luas di berbagai platform media sosial. Itu fakta, tidak ada yang kami lebih-lebihkan,” tegasnya.

Baca Juga :  Polres Kampar Musnahkan 3,4 Kg Sabu dan 181 Pil Ekstasi, Ajak Masyarakat Bersama-sama Memberantas Narkoba

Friska Simanjuntak, seorang ibu, menyampaikan keluhannya dengan histeris. “Tanaman yang menjadi satu-satunya sumber penghidupan kami telah dirusak perusahaan. Padahal, biaya sekolah anak kami bergantung pada hasil pertanian itu. Jika bertani saja kami terus diganggu, bagaimana kami bisa makan dan membiayai pendidikan anak-anak kami? Setiap malam kami juga khawatir diculik karena melihat betapa bringasnya security perusahaan itu,” ujarnya. Ia berharap pemerintah segera turun tangan menyelesaikan konflik ini.

Baca Juga :  Penuh Haru, Lapas Pasir Pangarayan Gelar Pelepasan Purna Tugas Pegawai

Menanggapi pengaduan warga, Sekretaris Camat Dolok Panribuan menyatakan keprihatinannya atas situasi yang dialami masyarakat, terlebih setelah melihat video insiden yang viral di media sosial. “Dalam waktu dekat, kami akan melakukan kunjungan lapangan. Namun, Bapak ibu perlu memahami bahwa kewenangan kami sangat terbatas dalam menyelesaikan kasus ini,” ujarnya.

Hingga kini, masyarakat adat Dolok Parmonangan masih menunggu langkah konkret dari pemerintah dan aparat penegak hukum untuk menangani konflik berkepanjangan ini.

 

(Red)

Pos terkait