TAPUT – Tuak, minuman khas Batak yang telah ada sejak zaman dahulu, masih menjadi salah satu minuman favorit masyarakat Batak hingga saat ini. Minuman yang berasal dari pohon aren dan kelapa tersebut memiliki rasa yang unik, dan juga mengandung kearifan lokal yang sangat penting.
Menurut beberapa tokoh adat Batak, tuak telah menjadi bagian dari budaya Batak sejak zaman dahulu. Tuak yang merupakan salah satu minuman beralkohol tertua yang dikenal manusia, mungkin sudah ada sejak 16.000 SM, dan telah lama digunakan pada acara pernikahan, festival, dan perayaan lainnya
Namun selain beralkohol, Minuman tuak juga memiliki fungsi yang baik bagi tubuh, dikaitkan dengan kandungan asam amino, kalium, seng, dan zat besi yang tinggi (Eze et al., 2019). Nira aren merupakan sumber vitamin B1, B2, B3, dan B6 yang baik.
Namun ketika dikonsumsi berlebihan, minuman tuak juga tidak baik bagi efek kesehatan bagi pengkonsumsi, karena dapat menyebabkan mabuk yang memicu efek samping. Efek samping tersebut termasuk kecanduan, kerusakan hati, dan masalah kesehatan lainnya.
Salah seorang tokoh adat batak bermarga Situmeang mengatakan bahwa tuak adalah minuman khas yang sudah lama dari masa peradaban Hindu-Buddha Nusantara antara abad ke-10 hingga abad ke- 14 Masehi, “Tuak adalah minuman yang sangat penting dalam budaya Batak. Minuman ini tidak hanya memiliki rasa yang unik, tetapi juga mengandung kearifan lokal yang sangat penting,” kata situmeang Tokoh Adat Batak.
Selain itu, tuak juga memiliki manfaat yang sangat baik untuk kesehatan. Minuman ini mengandung antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari radikal bebas.
“Tuak adalah minuman yang sangat baik untuk kesehatan. Minuman ini mengandung antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari radikal bebas,” menurut sumber ahli gizi
Dalam beberapa tahun terakhir, tuak telah menjadi salah satu minuman yang sangat populer di kalangan masyarakat Batak. Minuman ini tidak hanya disajikan dalam acara-acara adat, tetapi juga menjadi salah satu minuman favorit di kalangan masyarakat Batak.
“Tuak adalah minuman yang sangat populer di kalangan masyarakat Batak. Minuman ini tidak hanya memiliki rasa yang unik, tetapi juga mengandung kearifan lokal yang sangat penting,” kata Joel Situmeang masyarakat suku Batak.
Minuman tuak telah menjadi bagian integral dari budaya Suku Batak sejak zaman dahulu itu telah menjadi warisan budaya yang tak terlupakan bagi masyarakat Batak.
Menurut catatan sejarah, minuman tuak telah ada sejak abad ke-13, ketika Suku Batak masih menganut agama animisme. Pada saat itu, tuak digunakan sebagai persembahan kepada dewa-dewa dan roh-roh leluhur.
“Tuak telah menjadi bagian dari ritual-ritual adat Suku Batak sejak zaman dahulu,” kata salah seorang sejarawan suku Batak.
Pada abad ke-16, ketika agama Kristen masuk ke Tanah Batak, minuman tuak tetap menjadi bagian dari budaya Suku Batak. Tuak digunakan sebagai minuman dalam acara-acara adat, seperti pernikahan, khitanan, dan upacara adat lainnya.
“Tuak telah menjadi bagian dari identitas budaya Suku Batak,” tutup budayawan Suku Batak. “Tuak adalah warisan budaya yang tak terlupakan bagi masyarakat Batak,” tutupnya.
(Abednego Manalu)